Search

Menelaah Joker dan Kontroversi Kekerasan di Baliknya - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Film Joker tayang dan menjadi perbincangan di berbagai negara. Dalam film yang diperankan oleh Joaquin Phoenix tersebut, Fleck tinggal di Kota Gotham bersama ibunya.

Menurut LA Times, sehari-hari, Fleck bekera sebagai badut dan bermimpi suatu hari bisa menjadi seorang pelawak.

Film ini menceritakan kehidupan Arthur Fleck sebelum berubah menjadi karakter Joker dan meneror Kota Gotham.

Fleck adalah seorang pelawak yang menderita penyakit mental.

Setelah mengalami berbagai permasalahan, Fleck berubah. Ia mulai menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan permasalahan dan menikmati dampak yang terjadi setelahnya.

Baca juga: Demam Joker, Ingat Ya, Ini Bukan Film untuk Anak-anak!

Banyak pihak yang menyayangkan tayangan ini. Menurut mereka, Joker menginspirasi orang untuk mendukung kekerasan.

Dianggap mendukung kekerasan

Kisah hidup Arthur Fleck yang diceritakan di film ini dinilai memiliki kemiripan dengan kondisi masyarakat, khususnya di Amerika Serikat (AS).

Kritikus film Time, Stephanie Zacharek mengatakan, di AS beberapa kejadian penembakan massal dilakukan pria yang kisah hidup dan kondisinya mirip dengan si tokoh utama.

Zacharek mengatakan, film ini seolah memberikan pesan bahwa penonton mengasihani si tokoh utama dan menganggap Fleck hanya tidak punya cukup cinta.

Selain Zacharek, ada pula yang berpendapat bahwa film Joker menggambarkan dan dianggap mendukung kekerasan.

Karakter awal Joker yang merupakan tokoh protagonis dan kemudian berubah menjadi antagonis dianggap membuat penonton dapat memaklumi mereka yang berbuat kriminal.

Baca juga: REVIEW: Joker yang Mengaduk-aduk Emosi

Hal ini pun membuat beberapa anggota keluarga korban penembakan Aurora tahun 2012 menyurati Warner Bros.

Keluarga korban meminta rumah produksi itu menggunakan uangnya untuk membangun komunitas aman tanpa senjata.

Kekhawatiran ini terjadi setelah banyak yang mengaitkan peluncuran Joker dengan kejadian tragedi Aurora 2012.

Saat itu, seorang pria bersenjata menembaki penonton film The Dark Knight Rises.

"Ketika kami mengetahui bahwa Warner Bros merilis sebuah film berjudul 'Joker' yang menghadirkan karakter sebagai protagonis dengan kisah asal yang simpatik, itu membuat kami terdiam," tulis surat tersebut seperti dikutip dari Thrilist.

Selain itu, seminggu jelang rilis, film ini menimbulkan ketakutan dan kegelisahan.

Bahkan, kepolisian di Los Angeles dan New York meningkatkan kewaspadaan khususnya di sekitar kawasan bioskop.

Baca juga: Tertawa Saat Sedih, Kondisi Karakter Joker Namanya PBA dan Bukan Fiksi

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Saat tragedi Aurora pada tahun 2012, si penembak digambarkan seperti Joker, meski ia sendiri tidak menyatakan demikian.

Menanggapi hal ini, Warner Bros mengeluarkan pernyataan bahwa karakter fiksi Joker tidak mendukung kekerasan di dunia nyata dalam jenis apa pun.

"Jika Anda tidak tahu perbedaan antara benar dan salah, maka ada banyak hal yang akan Anda tafsirkan sesuai dengan yang Anda inginkan," ujar Phoenix kepada Associated Press seperti dikutip dari News.com.au.

Let's block ads! (Why?)



Hiburan - Terkini - Google Berita
October 07, 2019 at 07:36AM
https://ift.tt/2pMkPWc

Menelaah Joker dan Kontroversi Kekerasan di Baliknya - Kompas.com - KOMPAS.com
Hiburan - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/32kQdJC

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Menelaah Joker dan Kontroversi Kekerasan di Baliknya - Kompas.com - KOMPAS.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.